infobekasi. co. id – Warga di Cluster Malioboro, Perumahan Panjibuwono, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, menanti kompensasi dari buruknya pelayanan PDAM Tirta Bhagasasi. Kegelisahan ini muncul semenjak tiga hari terakhir saat air PDAM dalam kondisi mati tidak keluar.
“Tidak ada kompensasi ke kita, kasihan emak-emak,” ucap salah seorang warga terdampak di perumahan itu, Mia, 37 tahun, Senin, 12 Mei 2025.
Informasi yang didapati Mia, terkendalanya air tidak keluar, akibat adanya kerusakan pada pipa PDAM akibat aktivitas pengerukan proses galian tanah di sekitar pemukiman tersebut.
“Alasan PDAM di medsos, katanya (pipa saluran air) bocor karena ada proyek galian,” jelasnya.
Mia dan warga lainnya gelisah, sebab warga sudah taat membayar iuran air PDAM setiap bulannya. Terlebih, pengeluaran yang dikeluarkan untuk air PDAM cukup besar, sehingga warga wajar meminta agar pelayanan dan kualitas air dioptimalkan.
“Kalau bayar kan mahal bisa Rp300 hingga Rp400 ribu per bulan (buat air). Harapannya biar profesional dikit lah, kita disini kan bayar air bukan minta, kita telat tiga bulan aja langsung dicopot sama PDAM, dan bayar air makin hari makin mahal,” ucapnya.
Imbasnya, warga lainnya kesulitan untuk beraktivitas, seperti kebutuhan untuk mandi, mencuci piring pun buang air. Saat ini ia bersama warga lainnya, harus mengantre menimba di air sumur yang berada di salah satu titik komplek pemukiman warga.
“Antre ambil air, sudah tiga hari, hari ini tuh air netes gak sama sekali, ini aja kita swadaya bikin sumur sendiri bareng-bareng,” keluh Mia.
Reporter : Fahmi
Editor : Deros
#PDAM #PAM #infobekasi #Bekasi








































