BEKASI SELATAN – Walikota Bekasi, Rahmat Effendi, menargetkan, pada 2017, hasil Studi Banding ke Filipina beberapa waktu lalu, terkait sistem pengelolaan limbah tinja akan diterapkan di Kota Bekasi.
“Disana sudah diterapkan sistemnya, dan jauh berbeda konsistensinya dalam melakukan penerapan sanitasi di Kota Bekasi dengan di sana. Nah sistemnya di sana sudah terpadu, namun pada Kota Bekasi IPT1 pun juga belum jalan,” katanya, Selasa (03/05).
Lanjut pria nomor satu di Kota Bekasi ini, Pemkot Bekasi akan petakan susunan sistem pengelolaannya, dan mudah-mudahan di 2017, Kota Bekasi sudah bisa dibuat sistem untuk mengelola sanitasi. Akan dibuat gambaran detainya dan bagaimana pengelolaanya.
“Ternyata sanitasi itu bukan hanya air bersih saja, melainkan juga urine manusia. Di sana punya sistem pengelolaan yang luar biasa, jadi kami gak perlu jauh-jauh ke Amerika,” ujarnya.
Penargetkan penerapanya, kata pria yang akrab disapa Pepen itu, akan dilakukan di Kota Bekasi dan minimal sama seperti pengelolaan yang ada di Filipina, tetapi butuh anggaran karena infrastrukturnya bisa terbilang mahal.
“Dalam menerapkanya di Kota Bekasi tentu butuh anggaran yang tidak murah, kita akan coba rencanakan dianggaran 2017, agar bisa diterapkan di Kota Bekasi,” ujarnya. (Ez)