Balita ini usianya masih satu tahun, tapi jangan salah, ia sudah memiliki alat kelamin seperti remaja pada umumnya. Bentuknya sudah mulai membesar dan sudah ada rambut-rambutnya. Tidak hanya itu saja, di wajahnya juga sudah ada bulu-bulu halus.
Dilaporkan juga, seperti yang dilansir dalam situs WiuWW, balita yang lahir di Delhi, India ini, sudah punya dorongan seksual seperti pada ABG pada umumnya.
Dan ternyata, yang dialami oleh balita ini merupakan kasus medis karena adanya kelainan hormon.
Kelainan yang diidap yaitu disfungsi hormon langka, yang dikenal dengan istilah Pubertas, atau Kedewasaan Sebelum Waktunya. Hal ini diketahui setelah pihak keluarga melihat kemunculan rambut kemaluan serta bulu-bulu halus pada wajah bayi mereka.
Perkembangan otaknya pun juga sama dengan otak remaja berusia 12 tahun.
Setelah tahu mengenai kondisi anaknya ini, orangtuanya segera melakukan terapi hormon.
Ibu si balita yang bernama Shabnam Praveen, mengatakan bahwa keluarganya pertama kali melihat keanehan pada postur tubuhnya terlebih dahulu. Putranya itu jauh lebih tinggi dibandingan dengan bayi-bayi lain yang seusianya.
“Kami awalnya berpikir bahwa ia bayi yang besar, namun kemudian orang-orang mulai mengatakan bahwa pertumbuhan tersebut mungkin tidak normal,” katanya kepada Deccan Chronicle.
“Penisnya tumbuh seperti penis lelaki dewasa dan kami pun sadar bahwa ada sesuatu yang tidak beres,” ujar Preveen.
Kasus yang seperti ini, menurut para pakar, hanya terjadi pada satu dari 100 ribu bayi. Kasus seperti ini juga terjadi pada satu dari 10 ribu anak-anak berumur antara delapan hingga sepuluh tahun. Pada umumnya, kasus ini menyebabkan pertumbuhan bayi terhenti setelah beberapa tahun sehingga hanya memiliki tinggi badan sekitar satu meter saja.
Kondisi seperti ini juga bisa terjadi pada anak-anak perempuan berusia delapan hingga sepuluh tahun.
Pada akhirnya balita malang ini harus dirawat oleh seorang dokter spesialis endokrinologis anak, dr. Vaishakhi Rustagi, di Rumah Sakit Max Super Specialty, di Shalimar Bagh.
Pada usia 18 bulan nanti, bayi lain biasanya memiliki kadar testosteron sebanyak 20 nanogram per desiliter. Namun, ia diprediksi akan memiliki kadar testosteron 500 hingga 600 nanogram per desiliter. Ini setara dengan kadar testosteron yang dimiliki lelaki berusia 25 tahun.
“Karena si bayi masih teramat muda, ia mungkin tidak memahami perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Ia bisa juga mengalami dorongan seksual pula,” kata dr. Rustagi.
“Kasus seperti ini bisa traumatis bagi bayi seusianya dan itu membuat mereka menjadi kasar. Kekuatan ototnya akan meningkat sampai pada tingkatan di mana orangtuanya tidak bisa mengendalikannya,” sambungnya.
Ukuran penis si bayi dan perubahan lain yang dialaminya mengalami pengurangan dalam lima bulan terakhir setelah menjalani terapi hormon. (Adm)