BEKASI UTARA – Menikmati sajian khas Sunda dengan konsep berbeda kini sudah bukan hal yang mustahil lagi. Dengan ornamen-ornamen bambu, angklung, dan wayang golek, Sambara Resto menghadirkan suasana Jawa Barat yang kental namun dibungkus dengan gaya yang modern minimalis.
“Kami berkonsep Sunda modern, karena restonya sendiri modern minimalis. Di sini nggak lesehan, tapi menggunakan meja makan. Semua kalangan bisa masuk. Selain itu, ciri khas kami ialah sambutan saat ada pengunjung datang,” ujar Head Marketing Sambara Resto, Dicky Yosef Ismail, kepada Infobekasi.co.id, Kamis (25/08).
Restauran yang bertempat di Kawasan La Terraza Summarecon Bekasi ini berpusat di Bandung dan merupakan outlet kesembilan di Indonesia serta outlet pertama di Kota Bekasi.
Untuk menu makanan, Sambara Resto menyediakan berbagai macam hidangan andalan, seperti ayam madu, ayam gurilem, ayam kemiri, empal, iga lada hitam, iga gurilem, gurame, hingga gorengan dan baceman, serta berbagai jenis sambal. Sementara untuk minuman, es Sambara merupakan menu andalannya, yaitu es dengan campuran susu, sirop, mutiara, kelapa muda, alpukat dan roti.
“Kami juga punya enam pilihan nasi, yaitu nasi merah, nasi putih, nasi liwet, tutuk oncom, nasi gurih, dan nasi rebon. Untuk pelanggan Sambara juga nggak perlu khawatir soal rasa. Karena rasa yang kami tawarkan di semua outlet sama. Karena bumbu semua dari Bandung, kami satu dapur, sementara di sini hanya penyajian,” terangnya.
Untuk urusan harga, Dicky menjamin bahwa pengunjung tidak perlu khawatir, karena hanya berkisar antara Rp 20 hingga 67 ribu per porsi makanan, dan Rp 8,5 hingga 27 ribu untuk minumannya. Sambara saat ini memiliki lebih dari 40 porsi makanan dan minuman.
“Kami ada kapasitas 176 bangku, di bawah dan atas (luar ruangan). Sementara untuk fasilitas, di sini juga disediakan ruang rapat, lengkap dengan sound sistem, led tv, dan proyektor. Kami juga free wifi,” kata dia.
Lebih unik lagi, Sambara Resto yang buka mulai pukul 10 pagi hingga 11 malam ini juga menyediakan fasilitas tempat pernikahan tanpa biaya charge untuk sewa. Terlebih, saat pelaksanaan pernikahan berlangsung, maka Sambara Resto akan ditutup untuk publik, hanya dengan membeli makanan minimal 300 pax.
“Saya rasa, trend menikah di resto itu kan belum banyak yang pakai kalau di Indonesia, masih terbatas pada kalangan tertentu saja. Jadi kami hadirkan di sini. Secara fasilitas kami memadai, dan kami bersedia tutup resto selama acara berlangsung. Waktu pemakaiannya juga bisa lebih dari 2 jam. Tentu ini bisa menghemat puluhan juta, dibanding sewa tempat di gedung,” tutupnya. (Sel)