Daerah Jabodetabek kemarin, Selasa sore (28/03), dihebohkan dengan fenomena hujan es. Mengenai peristiwa yang jarang sekali terjadi ini, Kepala Sub-Bidang Informasi Meteorologi BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan, hujan es tersebut merupakan hal yang alami.
“Kejadian hujan lebat dan es disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi atau pancaroba, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya,” kata Hary melalui keterangan tertulis kepada kompas.com, Selasa sore.
Hary mengatakan, ada sejumlah indikasi yang menandakan akan terjadinya hujan es. Pertama, sehari sebelumnya udara pada malam hingga esok paginya terasa panas dan gerah.
Tanda lainnya, sekitar pukul 10.00 WIB, akan nampak tumpukkan awan putih. Awan putih tersebut akan berubah secara cepat menjadi awan abu-abu atau hitam yang dikenal sebagai awan Cb (Cumulonimbus).
Untuk karakter hujannya, menurut Hary, yang pertama kali turun adalah hujan deras yang berlangsung secara tiba-tiba. Namun, jika hujan yang turun hanya gerimis, maka kejadian angin kencang diperkirakan jauh dari tempat tersebut. (Adm)