Ustaz Nabin di Kampung Siluman Sekarang Produksi Peti Jenazah

Infobekasi – Berawal dari sulitnya mencari peti mati untuk warga yang meninggal karena Covid-19, mulailah Ustad Nabin, 60, mencoba berpikir dan berusaha menolong orang yang membutuhkan.

“Trenyuh juga melihat warga mencari peti mati, harganya mahal,” ujar Nabin, saat ditemui di tempatnya bekerja Kampung Siliman RT 001/018 Desa Mangunjaya, Tambun Selatan, Kamis (15/07/2021).

Menurut Nabin, ketika ada warga yang meninggal dan harus dimakamkan dengan protokol kesehatan, pihak rumah sakit kehabisan stok peti mati.

“Kebetulan masih keluarga yang meninggal dan pesan dengan harga Rp 2,2 juta di antar ke rumah dan Rp 2 juta ambil sendiri,” kata ayah enam anak dan kakek tujuh cucu ini.

Dirinya mengaku ikut memakamkan dan saat peti mati masuk liang lahat kemudian ditimbun tanah, triplek bagian atas jebol kena urukan tanah.

“Saat dilihat hanya tirplek ukuran 8 mili,” kata Nabin, yang kemudian mengembangkan idenya untuk membuat peti mati sendiri dan dijual murah dengan kualitas bagus.

Nabin, yang memiliki latar belakang tukang kayu dan perajin meja belajar lipat ini pun mulai membuat peti mati dengan bahan triplek berukuran 12 mili dengan ukuran 55 cm x 190 dan tinggi 60 cm.

“Alhamdulillah selain menolong, juga menambah rejeki bagi orang lain,” ujar Nabin yang kini mempekerjakan empat orang.

Peti mati yang dibuatnya setelah terbentuk, di cat cokelat dan dalamnya dilapisi kain putih, “Sehari bisa dua peti dibuat. Ini belum seminggu sudah produksi 25 peti dan terjual 12 peti. “Harga berkisar Rp 1,5 juta dan itu bisa nego jika untuk warga yang memang membutuhkan,” katanya.

Kini pesanan kebanyakan dari TPU Mangunjaya yang memang lagi banyak membutuhkan, selain di lokasi itu dijadikan areal pemakaman Covid, juga sejumlah rumah sakit sering mengorder.

Reporter: Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini