Infobekasi.co.id – Ketua DPRD Kota Bekasi Saifuddaulah mendorong pemerintah daerah segera berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta menyusul longsornya gunungan sampah di TPST Bantargebang pada Jumat pekan lalu.
“Plt. Wali Kota Bekasi harus melihat jauh persoalan longsornya gunungan Sampah TPST Bantargebang. Pemkot harus segera berkomunikasi dengan pemerintah DKI Jakarta,” katanya hari ini.
Berdasarkan informasi yang didapat infobekasi.co.id longsornya gunungan sampah itu bukan hanya faktor hujan, tapi juga karena kondisi tumpukkan sampah yang sudah terlalu tinggi, dan juga bebannya yang sudah terlalu berat.
“TPST Bantargebang kan milik DKI Jakarta,” ucap Saifuddaulah.
Menurut Saifuddaulah, longsornya sampah di TPST Bantargebang bukan persoalan kecil, yang setelah ditangani selesai begitu saja. Melainkan pemerintah DKI Jakarta harus melakukan pembenahan.
“Ada yang paling mendasar menurut saya soal longsornya sampah di TPST bantargebang. DKI Jakarta seharusnya segera monitoring dan melakukan pembenahan, dan harus ada solusi tepat,” ujarnya.
Saifuddaulah menyampaikan, kapasitas TPST Bantargebang sudah tidak mampu menampung sampah yang tiap hari 7 – 8 ribu Ton dikirim dari DKI Jakarta. Maka dari itu perlu adanya penambahan lokasi untuk pembuangan sampah.
“Pemda DKI harus menambah lokasi untuk penampungan sampah, agar tidak terjadi gunungan sampah yang menggunung dan berpotensi rentan bahaya longsor,” katanya.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, Fasilitas Pengolahan Sampah Landfill Mining dan RDF Plant di TPST Bantargebang, Bekasi, akan beroperasi pada awal tahun depan. Teknologi yang digunakan diklaim sebagai Energi Baru Terbarukan.
“Fasilitas terbesar di Indonesia ini dapat mengolah 1.000 ton/hari sampah lama dan 1.000 ton/hari sampah baru untuk menghasikan materi Refuse Derived Fuel (RDF) sebanyak 700 – 750 ton/hari,” kata Anies Baswedan.
Adapun, RDF yang dihasilkan selanjutnya akan dimanfaatkan oleh industri semen sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan pada produksi semen.
Progres pekerjaan Landfill Mining dan RDF Plant saat ini telah mencapai 82% dan ditargetkan selesai pada akhir Desember 2022 mendatang dan siap beroperasi mulai Januari 2023. (adi)