Bocah Bekasi Bangunin Sahur Tempo Dulu, Pakai Bedug Keliling Kampung

infobekasi.co.id – “Sahur… sahur. sahur sahur,” terdengar suara para bocah disudut gang jalan, memecah suasana hening kampung.

Ya, begitulah rutinitas selama bulan puasa Ramadan. Bocah kampung di Bekasi kerap membangunkan warga dengan cara unik dan bergerombol.

Era 90-an, bocah Bekasi bangunin sahur dengan membawa bedug dari musala, diangkut pakai gerobak. Mereka biasanya usai tarawih, tadarus alquran, sekaligus nginap beramai-ramai di musala dengan niat saat pukul 02.30 WIB, keliling kampung bangunin sahur.

Para bocah ini memakai sarung kain yang disangkil dipinggang, ada yang pakai sarung dilipat dileher. Fungsi sarung itu kadang untuk selimut saat tidur di musala.

Jika, bangunin sahur sarung itu juga berfungsi buat menaruh makanan ,berupa kue yang kadang ada warga baik memberikan kue atau makanan. Ada kue dodol cina, kue rengginang, kue wajik, kue tape uli, akar kelapa. Duh, gembiranya mereka dapat “jatah” kue lebaran.

Kadang juga, ada warga yang merasa terganggu. Para bocah biasanya dikejar-kejar warga yang dikenal galak di kampung tersebut. Mereka kocar-kacir kabur mengamankan diri masing-masing.

Sialnya, yang kerap kena siram air, bahkan omelan warga tersebut. Bocah yang menarik atau membawa gerobak bedug. Tapi, besok para bocah itu tetap ‘bergerilya’ keliling kampung bangunin warga sahur. Takut boleh, tapi jangan kapok bangunin warga sahur. Itu semboyan para bocah Bekasi zaman dulu.

Tradisi bangunin sahur pakai bedug kulit kerbau, sapi atau kambing memang beda. Tabuhan bedug menggema, seakan warga kedatangan tamu istimewa.

Ada arak-arakan bedug keliling kampung, kadang bocah yang di dalam rumah ikut gabung bangunin warga sahur. Kompoi keliling kampung berjalan kaki, tak mengenal lelah dan tanpa pamrih.

Biasanya, tabuhan sayup-sayup bedug, terdengar sampai ujung kampung hingga ke pelataran rumah, itu tandanya para bocah pemukul bedug sahur sudah ada di depan rumah kita.

Kalau lampu belum menyala, bedung ditabuh terus, sampai yang punya rumah nyalain lampu. Itu tandanya, para bocah sukses bangunin warga buat makan sahur.

Moment bangunin sahur pakai bedug diangkut dengan gerobak keliling kampung kini sudah mulai langka. Suara bocah, bersarung sambil mendorong gerobak bedung sudah tidak terdengar ditelinga.

Sebab, seiring kemajuan teknologi dan perkembangan zaman. Bocah bangunin sahur kini cukup merekam suara bedung dan musik di mix speaker musala atau mesjid.

Bedung dari kulit kambing juga sudah mulai langka ditemui di perkampungan Bekasi. Entah, sudah langka pengerajin bedung, atau memang pihak pengurus musala dan masjid sudah tidak lagi memakai bedung saat tanda adzan.

Bocah Bekasi dahulu dan kini memang punya cara tersendiri dalam membangunkan warga sahur. Peribahasanya, setiap zaman ada bocahnya, setiap bocah ada zamannya.

“Bangunin sahur diomelin, enggak dibangunin kesiangan. Oooh.. Oooh.. Oooh..,” begitu kata bocah Bekasi zaman sekarang saat bangunin sahur tanpa bedug kulit legendaris.

Berikut video cuplikan bocah bangunin sahur versi zaman sekarang:

(deros d.rosyadi)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini