Rokok Kawung Riwayatmu Kini

infobekasi.co.id – Rokok Kawung mungkin sudah jarang ditemui di Bekasi saat ini. Dulu, era tahun 80-an masih kerap kita temui aki-aki (orang tua sepuh) yang masih hobi mengisap rokok khas petani tersebut.

Biasanya, penikmat rokok kawung sering beli bahan daun tembakau, pembungkus rokok (biasanya pakai daun aren yang sudah kering) yang sudah dikemas, tinggal diracik sesuai selera.

Beli bahan bakunya, ada di Pasar Proyek Bekasi, Bulak (Kaliabang Nain), dan di Pasar Babelan yang sudah kesohor tembakaunya.

Koreknya juga khas, biasanya pakai korek model jadul, Jipo yang bersumbu seperti kompor. Kalau tidak punya, pakai korek api kayu.

Orang tua di Bekasi dulu yang perokok, rata-rata bekerja di sawah, dan ladang kebun. Saat itu bahan pengawet masih langka, tembakau rokok kawung masih steril.

Butuh belajar dan terbiasa, aki-aki jaman dulu jika ingin merokok. Mereka musti meracik daun tembakau dimasukan ke kertas daun aren, setelah pas takarannya, baru dipilis-pilis itu  daun aren.

Setelah dirasa sudah siap diisap, korek khas jipo dinyalakan, “Cletek…cletek,”. Aki-aki menikmati rokok kawung sembari selonjoran memandang hamparan sawah dan ladang yang baru digarap.

Meski orang tua dulu perokok tapi mereka paham akan kesehatan. Anak-anaknya dilarang mencoba rokok kawung. Selain belum cukup umur, juga cara membuat lintingan rokok jadul tersebut gampang-gampang susah. Jika gagal, yang didapat bukan nikmat, malah asap daun aren yang bikin batuk masuk ke tenggorokan.

Intinya, dulu pernah “tenar” rokok kawung di kalangan petani dan orang tua di Bekasi. Sebelum tergerus dengan rokok filter, kretek dan rokok elektrik (vave). Mengutip perkataan Bung Karno, Jas Merah (Jangan Lupakan Sejarah).

(D. Rosyadi)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini