Infobekasi.co.id – Menjelang Hari Raya Idul Adha, permintaan hewan kurban melonjak drastis di berbagai wilayah Indonesia. Salah satu jenis sapi banyak diminati masyarakat, terutama di wilayah timur Indonesia, adalah Sapi Bali. Tak hanya karena posturnya ideal dan harganya bersaing, Sapi Bali juga dikenal memiliki daya tahan tubuh yang tinggi serta nilai budaya yang khas.
Sapi Bali merupakan salah satu jenis sapi lokal Indonesia telah lama dibudidayakan secara turun-temurun, terutama di Pulau Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Keberadaannya tidak hanya bernilai ekonomis bagi peternak, tetapi juga memegang posisi penting dalam upacara keagamaan dan kebudayaan masyarakat Bali.
Secara morfologi, Sapi Bali memiliki ciri khas mudah dikenali. Tubuhnya relatif kecil hingga sedang, namun padat berisi. Warna bulunya cokelat kemerahan atau sawo matang dengan ciri khas ‘kaos kaki putih’ pada keempat kakinya serta pantat berwarna putih. Sapi jantan memiliki warna lebih gelap daripada betina.
Sapi ini terkenal kuat menghadapi kondisi lingkungan tropis dengan daya tahan terhadap penyakit cukup baik. Sapi Bali tidak membutuhkan pakan mahal, cukup dengan hijauan lokal seperti rumput lapangan atau jerami.
Memiliki angka kelahiran tinggi dan kemampuan beranak rata-rata setahun sekali. Dagingnya memiliki tekstur padat dan rendah lemak, menjadikannya pilihan ideal untuk dikonsumsi saat Idul Adha.
Menjelang Idul Adha, Sapi Bali banyak dicari sebagai hewan kurban karena harganya relatif terjangkau dibandingkan sapi-sapi impor seperti Limousin atau Simmental. Untuk ukuran jantan dewasa dengan bobot sekitar 250–300 kg, harganya berkisar Rp15 juta hingga Rp22 juta tergantung kualitas dan lokasi penjualan.
Selain alasan harga, Sapi Bali juga mudah ditangani oleh panitia kurban karena sifatnya yang relatif jinak dan mudah diikat atau digiring. Ini menjadi nilai tambah terutama bagi masjid atau lembaga sosial yang melaksanakan pemotongan dalam skala besar.
Populasi terbesar Sapi Bali berada di Provinsi Bali, NTB, dan NTT. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah daerah seperti Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur juga mulai membudidayakan Sapi Bali karena keunggulannya yang cocok dengan kondisi geografis Indonesia.
Distribusi Sapi Bali ke wilayah lain, termasuk Jawa dan Jabodetabek, umumnya dilakukan menjelang musim kurban. Jalur darat dan laut menjadi andalan para peternak dan pedagang dalam mengangkut ratusan hingga ribuan ekor setiap tahunnya.
Dengan segala keunggulannya, tak heran jika Sapi Bali terus menjadi primadona di momen kurban. Pemerintah pun mendorong pengembangan dan pelestarian jenis sapi ini melalui program pembibitan dan inseminasi buatan untuk menjaga populasinya.
Sapi Bali bukan hanya hewan ternak biasa, dan simbol kearifan lokal yang menyatu dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Di balik posturnya yang sederhana, tersimpan nilai ekonomi, budaya, dan spiritual yang sangat tinggi, menjadikannya bagian penting dari perayaan Idul Adha yang penuh berkah.
Kontributor : R. Surendro
Editor : Dede R
#SapiBali #infobekasi #IndulAdha #HewanKurban