Infobekasi.co.id – Perayaan Idul Adha di wilayah Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi, diwarnai kehebohan setelah video warga yang harus menebus daging kurban dengan harga Rp15 ribu per kantong viral di media sosial.
Padahal, pembagian daging kurban umumnya dilakukan secara cuma-cuma sebagai bentuk ibadah dan kepedulian sosial.
Dalam rekaman video yang beredar luas, terdengar percakapan seorang warga yang menanyakan harga tebusan kepada ibu-ibu yang baru mengambil daging kurban.
“Nebus, berapa?, Rp45 ribu (tiga kantong), satu kantongnya Rp15 ribu,” ujar salah satu warga setempat.
Menanggapi viralnya video tersebut, Camat Bantargebang, Cecep Miftah, mengonfirmasi bahwa informasi itu benar. Namun, Ia menegaskan bahwa tidak ada koordinasi sebelumnya dengan pihak RT, RW, lurah, maupun kecamatan terkait rencana penjualan daging kurban.
“Informasi dari lurah betul seperti itu adanya. Pihak RT dan RW, lurah, sampai camat tidak mengetahui ada rencana pembelian kupon tersebut,” kata Cecep saat dikonfirmasi, Minggu (8/1/2025).
Menurut keterangan resmi yang diterima pihak kecamatan, kegiatan penebusan daging kurban itu dilakukan oleh Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) Bantargebang, tanpa pemberitahuan atau persetujuan dari perangkat pemerintah setempat.
Cecep mengatakan bahwa ketua IPI telah memberikan klarifikasi atas tindakan tersebut dan menyatakan permintaan maaf.
“Kami menyayangkan sikap ketua IPI tersebut sehingga membuat jadi gaduh. Semoga ini menjadi pembelajaran agar tidak terulang kembali,” pungkasnya.
Kasus ini pun memicu beragam reaksi dari masyarakat dan netizen. Banyak yang mempertanyakan logika menjual daging kurban kepada warga yang seharusnya menjadi penerima manfaat, terutama mereka dari kalangan kurang mampu.
Di sisi lain, ada juga yang menyarankan agar pengelolaan distribusi kurban lebih transparan dan melibatkan pengawasan pemerintah.
Reporter : Fahmi
Editor : Deros
#DagingKurban #infobekasi #Cikiwul








































