Jejak Ondel-Ondel, dari Pengusir Roh Jahat hingga Jadi Hiburan Masyarakat

Infobekasi.co.id – Ondel-ondel, boneka raksasa menjadi representasi budaya Betawi, telah lama ditetapkan sebagai salah satu dari delapan ikon budaya oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Keberadaannya bukan hanya sebagai elemen hiburan, tetapi juga sebagai simbol sejarah, nilai-nilai, dan identitas masyarakat Betawi yang. syarat makna dan beragam.

Dikutip dari berbagai sumber, sejarah ondel-ondel berakar pada tradisi agraris masyarakat Betawi. Awalnya, ondel-ondel berfungsi sebagai penolak bala atau pengusir roh jahat. Boneka raksasa ini diarak keliling kampung saat terjadi wabah penyakit atau ketika hasil panen tidak memuaskan. Praktik ini mencerminkan kepercayaan animisme yang kuat pada masa lalu.

Menurut catatan sejarah, ondel-ondel sudah ada sejak abad ke-16. Pada awalnya, ondel-ondel dikenal sebagai ‘Barongan’, memiliki peran penting dalam upacara adat. Seiring waktu, fungsi ondel-ondel bergeser menjadi bagian dari hiburan rakyat, terutama dalam perayaan dan festival. Perubahan ini mencerminkan adaptasi budaya terhadap perkembangan zaman.

Ondel-ondel memiliki ciri khas mudah dikenali, dengan boneka berukuran besar dengan wajah yang ekspresif dan pakaian yang meriah. Tinggi ondel-ondel biasanya sekitar 2,5 meter dengan diameter sekitar 80 cm. Kerangka ondel-ondel terbuat dari bambu dianyam, sementara wajahnya dibuat dari bubur kertas atau fiberglass. Material ini dipilih karena ringan dan mudah dibentuk.

Wajah ondel-ondel laki-laki umumnya berwarna merah, melambangkan keberanian, semangat, dan kekuatan. Sementara itu, wajah ondel-ondel perempuan berwarna putih, melambangkan kesucian, kebaikan, dan kedamaian. Ekspresi wajah ondel-ondel tersenyum mencerminkan keramahan, kebahagiaan, dan optimisme masyarakat Betawi.

Pakaian ondel-ondel juga memiliki makna simbolis. Ondel-ondel laki-laki biasanya mengenakan pakaian dengan warna-warna cerah seperti merah, kuning, atau hijau, dilengkapi dengan hiasan kepala berupa kembang kelapa. Ondel-ondel perempuan mengenakan kebaya atau gaun dengan warna lebih lembut, serta hiasan kepala berupa selendang atau kerudung. Setiap detail pakaian mencerminkan identitas dan peran gender dalam masyarakat Betawi.

Pertunjukan ondel-ondel biasanya diiringi musik Betawi khas, seperti tanjidor atau gambang kromong. Musik ini memberikan semangat, keceriaan, dan nuansa tradisional khas. Tanjidor, dengan alat musik tiup dan perkusi, menciptakan suasana meriah dan membangkitkan semangat. Gambang kromong, dengan melodi lembut dan harmonis, menambahkan sentuhan elegan pada pertunjukan.

Dalam pertunjukannya, ondel-ondel biasanya ditampilkan berpasangan, laki-laki dan perempuan. Mereka menari dan berinteraksi dengan penonton, menciptakan suasana meriah dan menghibur. Ondel-ondel sering diarak keliling kampung atau kota, menjadi daya tarik utama dalam berbagai acara perayaan, seperti ulang tahun Jakarta, festival budaya, dan acara-acara komunitas.

Di era modern, ondel-ondel tetap eksis dan menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Betawi. Ondel-ondel sering ditampilkan dalam acara-acara resmi pemerintah, festival budaya, atau perayaan hari besar. Selain itu, ondel-ondel juga menjadi daya tarik wisata, menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara. Kehadirannya memperkaya pengalaman wisata dan memperkenalkan budaya Betawi kepada dunia.

Namun, eksistensi ondel-ondel juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah persepsi negatif sebagian masyarakat menganggap ondel-ondel sebagai pengamen jalanan. Pemerintah dan berbagai pihak terkait terus berupaya untuk melestarikan dan mengembangkan ondel-ondel sebagai warisan budaya yang berharga. Upaya ini melibatkan edukasi, promosi, dan dukungan kepada para seniman dan pengrajin ondel-ondel.

Berbagai upaya dilakukan untuk melestarikan dan mengembangkan ondel-ondel sebagai ikon budaya Betawi. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan dukungan kepada para pengrajin dan seniman ondel-ondel melalui program pelatihan, bantuan modal, dan promosi. Selain itu, pemerintah juga mengadakan berbagai festival dan acara yang menampilkan ondel-ondel, seperti Jakarta Fair dan Festival Ondel-Ondel.

Ondel-ondel juga dipromosikan melalui berbagai media, seperti film, televisi, dan media sosial. Film dokumenter, acara televisi, dan kampanye media sosial membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai budaya yang terkandung dalam ondel-ondel. Selain itu, ondel-ondel juga diadaptasi dalam berbagai bentuk seni modern, seperti lukisan, patung, dan instalasi seni, untuk menjangkau audiens lebih luas.

Dede Rosyadi

#OndelOndel #Infobekasi #SeniHiburanBetawi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini