Pagi masih belum kelihatan, azan subuh pun masih setengah jam lagi, namun enam sepeda motor berhenti di sebuah warung kelontong yang buka 24 jam di Jalan Mangunjaya Raya tidak jauh dari perempatan Ular, Kampung Siluman, Tambun Selatan, Sabtu (09/10/2021).
Enam sepeda motor berharga di atas Rp 20 juta ke atas ini , di jok belakanganya terdapat kotak alumunium , berisi dua buah panci panjang mirip dengan dandang, di atasnya ada botol berisi kaldu ayam berwarna kuning keruh dan botol kecap, sedangkan di tengah yang pas di atas jok dua laci terlihat. Terlihat juga tangkai payung, yang berfungsi untuk menahan air hujan .
Sejak awal Agustus lalu pedagang ini mulai bergeliat lagi. Sebelumnya istirahat di tempat karena pandemi Covid-19. Sekarang semua jalan sudah dibuka termasuk kawasan elit.
Para pedagang bubur ayam ini adalah rombongan asal Kampung Buwek dan Kampung Pulo Desa Sumberjaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
Sebelum bergerak enam lelaki yang berasal dari satu desa ini berhenti di toko kelontong untuk membeli stereofom dan plastik untuk wadah.
Ada lebih dari 50 pedagang bubur ayam yang menggunakan sepeda motor sebagai alat berdagangnya. Mereka bukan hanya dari Tambun Selatan, tetapi dari Cibitung dan Tambelang pun ada. Dan mereka menyebar di perumahan elit Jakarta.
Setelah perlengkapan siap, mereka biasanya kumpul di depan pom bensin depan kantor Kecamatan Tambun Selatan, “Biasa sebelum ke Jakarta, beres-beres dan ikat yang perlu dikencangkan,” ujar Mamat, 45, lelaki yang mengaku sudah 10 tahun menjadi pedagang bubur dengan sepeda motor.
Mamat dan lima temannya ini pedagang bubur ayam yang biasa berjualan di Kelapa Gading, Jakarta Utara, “Sudah sembilan tahun di sana dan langganan pun sudah banyak,” ujar lelaki tiga anak ini, sambil mengatakan selain ‘kelompok’ dia, ada lagi rombongan yang berdagang di Bintaro, Tangerang, Blok M Jakarta Selatan, Pulogebang, Jakarta Timur dan sekitar Rawamangun.
Reporter: @banghsaban