Tradisi Tahlil Orang Meninggal, dari 3 hari hingga 100 hari

Infobekasi.co.id – Tradisi tahlil merupakan praktik keagamaan yang umum dilakukan oleh masyarakat muslim, khususnya yang bermahjab ahlussunah wal jamaah, Nadlatul Ulama (NU). Kegiatan tahlilan digelar usai seseorang meninggal dunia dan dikubur.

Tahlil merupakan bacaan doa dan dzikir, pembacaan surat Yassin bertujuan untuk mendoakan arwah orang sudah wafat, agar mendapatkan tempat baik di sisi Allah SWT. Saat akhir acara kadang juga ada penceramah dari ustadz/ulama/tokoh masyarakat, tergantung sohibul bait atau keluarga yang punya hajat.

Praktik ini dilakukan secara berjamaah, biasanya melibatkan keluarga, kerabat, tetangga, dan masyarakat sekitar. Tamu undangan dari berbagai kampung.

Pelaksanaan tahlil biasanya dilakukan pada malam hari, di rumah duka atau tempat telah ditentukan. Acara ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, khususnya Surat Yasin, serta doa-doa khusus untuk mendoakan arwah yang sudah dikubur.

Jamaah yang hadir mengikuti bacaan dan doa tersebut secara bersama-sama. Setelah pembacaan doa, biasanya dilanjutkan dengan makan bersama sebagai bentuk silaturahmi dan saling mendoakan.

Tradisi ini memiliki makna, baik secara religius maupun sosial. Secara religius, tahlil bertujuan untuk mendoakan arwah yang sudah wafat, agar mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah SWT.

Secara sosial, tahlil menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar keluarga, kerabat, dan masyarakat sekitar. Acara ini juga menjadi bentuk dukungan moral bagi keluarga yang ditinggalkan.

Meskipun praktiknya tersebar luas, terdapat variasi dalam pelaksanaan tahlil, ada yang hanya tiga hari, tujuh hari, 40 hari, hingga 100 hari di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Bekasi.

Perbedaan ini mungkin terletak pada susunan acara, hidangan yang disajikan, atau tata cara pelaksanaannya. Namun, inti dari tradisi ini tetap sama, yaitu mendoakan arwah orang yang sudah  meninggal, dan mempererat tali silaturahmi.

Tradisi tahlil merupakan bagian integral dari budaya keagamaan di Indonesia. Ia mencerminkan nilai-nilai keagamaan dan sosial yang dipegang teguh oleh masyarakat Islam. Memahami tradisi ini penting untuk menghargai keberagaman budaya dan kepercayaan di Indonesia.

Bagi umat muslim yang tidak melakukan tradisi ini, hal itu tidak menjadi persoalan secara hukum Islam. Perbedaan justru menjadi rahmat lil alamin.

Kontributor : R. Surendro

Editor : Deros Rosyadi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini