Kampung Kokok Beluk Pasca Kemerdekaan, dari tempat Semedi hingga Dakwah KH. Noer Alie

infobekasi.co.id – Kampung Kokok Beluk Kaliabang Tengah, Bekasi Utara, Kota Bekasi, menyimpan berbagai kisah. Mulai dari kesohorannya bikin orang keder (kesasar) jika masuk ke perkampungan tersebut, hingga jejak perjuangan dakwah KH. Noer Alie pasca kemerdekaan RI.

Jurnalis infobekasi beberapa waktu lalu langsung ‘”turun gunung” ke kampung Kokok Beluk Kaliabang yang sekarang berganti nama menjadi Kaliabang Lokomotif. Dari penelusuran infobekasi, ada dua tokoh yang disegani semasa hidupnya.

“Ini nih makam tetua kampung Kokok Beluk. Di sini ada Kyai Soleh dan Kyai Abdurrahman. Masing-masing punya peran. Kyai Soleh keilmuan agamanya dalem. Nah, Kalau Kyai Abdurrahman selain paham agama kabarnya juga punya ilmu kanuragan, pernah ditembak penjajah, tapi enggak mempan,” tutur warga sekitar, Mahya saat berbincang dengan infobekasi beberapa waktu lalu.

Ia membenarkan, jika kampung ini menjadi kesohor lantaran bikin pengendara (orang yang melintas) menjadi kesasar. Mutar-mutar, tidak bisa menemukan jalan keluar.

“Itu cerita (kesasar) bukan mitos. Bini saya ajah empat jam muter-muter di situ (Kokok Beluk). Dari sore sampai menjelang magrib,” ujar pria asli Kaliabang Tengah tersebut.

Selain Mahya, ada juga Ustad Zainudin Nur yakni salah satu tokoh setempat yang membeberkan, kenapa Kampung Kokok Beluk Kaliabang saat era penjajahan Belanda higga Jepang tidak terdeteksi radar alias tidak ada di peta. Masih terisolir.

“Dulu, sebelum era kemerdekaan, kampung Kokok Beluk ini salah satu tempatnya orang berkhalwat (bersemedi, betapa mencari keilmuan). Udah gitu, ini kampung dulunya memang belum bisa diakses, samping kanan depan, masih sawah-sawah dan banyak pepohonan,” terang Ustad Zainudin Nur.

Pasca era kemerdekaan Indonesia, kampung Kokok Beluk secara perlahan-lahan berubah. Hal ini tentu ada peran bebeberapa tokoh setempat, dan andil dari pahlawan nasional KH. Noer Alie, yang saat itu pernah berperang di sekitar Sasak Kapuk Kaliabang. Pasca Indonesia merdeka, Ia gencar berdakwah dari kampung ke Kampung, termasuk Kokok Beluk.

“Perubahan nama kampung Kokok Beluk juga atas saran dari KH.Noer Alie kepada tokoh setempat, yakni Kyai Soleh, agar Kokok Beluk dirubah jadi Kaliabang Lokomotif. Lokomotif adalah kepala gerbong kereta, Nah, maksud KH. Noer Alie mungkin, biar masyarakat sini pada jadi pemimpin. Minimal bisa mimpin kegiatan keagamaan, seperti pengajian, tahlil dan lain sebagainya,” tutur Ustad Zainudin Nur.

Dari pantauan infobekasi, kondisi perkampungan Kokok Beluk (Kaliabang Lokomotif) saat ini sudah padat penduduk dan banyak gang disetiap sudut jalan. Hanya beberapa lokasi yang masih meninggalkan jejak, seperti pemakaman tua para tokoh setempat, sebuah langgar (musola).

Kearifan lokal (lokal wisdom) sebuah kampung memang patut ditelusuri, setiap kampung punya sejarah dan ada pelajaran yang bisa dipetik. Sehinga identitas sebuah perkampungan tidak tenggelam tergerus zaman, termasuk Kampung Kokok Beluk Kaliabang.

(Deros Rosyadi)

#infobekasi #masukinfobekasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini