infobekasi.co.id – Salah satu rangkaian penting dalam ibadah haji adalah melontar jumrah, yang dilakukan oleh jutaan jemaah dari seluruh dunia di sebuah tempat khusus bernama Jamarat, terletak di kawasan Mina, sekitar 5 kilometer dari Masjidil Haram, Makkah.
Jamarat menjadi pusat perhatian setiap musim haji, karena di sinilah para jemaah melakukan simbolisasi penolakan terhadap godaan setan, dengan melemparkan batu kerikil ke tiga pilar (jumrah) secara berurutan.
Dalam pelaksanaannya, jemaah melempar batu ke tiga titik jumrah:
– Jumrah Ula (kecil)
– Jumrah Wustha (tengah)
– Jumrah Aqabah (besar)
Pada 10 Dzulhijjah (hari Idul Adha), jemaah hanya melontar Jumrah Aqabah sebanyak 7 kali lemparan. Kemudian pada hari-hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah), ketiga jumrah dilempari secara berurutan, masing-masing dengan 7 batu kecil.
Pemerintah Arab Saudi telah membangun kompleks Jamarat Bridge berlantai lima untuk mengatur arus jemaah secara aman dan efisien. Setiap lantai dilengkapi dengan akses jalan kaki, penunjuk arah, serta keamanan tinggi.
Bangunan ini juga dilengkapi sistem ventilasi, kamera pengawas, dan petugas yang bersiaga selama 24 jam demi mencegah desak-desakan dan insiden fatal seperti yang pernah terjadi pada masa lalu.
“Melontar jumrah bukan hanya ritual fisik, tapi juga simbol perjuangan spiritual melawan hawa nafsu dan godaan,” jelas salah satu pembimbing haji Indonesia.
Demi keamanan, jadwal pelontaran diatur secara ketat oleh pihak otoritas haji Saudi. Jemaah dibagi per negara dan kelompok, dengan waktu tertentu untuk menghindari kepadatan.
Ritual ini meneladani Nabi Ibrahim AS yang melempar setan saat ia digoda untuk mengingkari perintah Allah dalam menyembelih putranya, Ismail AS. Batu yang dilempar bukan sekadar kerikil, tapi simbol perlawanan terhadap keburukan dan godaan duniawi.
Laporan : Farhan
Editor: Dede R
#Haji #LontarJumroh #JemaahHajiIndonesia