Keluarga Pinta Pemerintah Bantu Bebaskan Kapten M. Ariyanto Misnan Dari Kelompok Abu Sayyaf

Mochamad Ariyanto Misnan Sandra Abu SayyafRAWALUMBU – Harap-harap cemas, begitulah gambaran yang terlihat di wajah keluarga besar Mochamad Ariyanto Misnan, salah seorang kapten kapal tunda TB Henry, satu dari empat orang Warga Negara Indonesia yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf,  saat ditemui di rumahnya, di Jalan Garuda 6 RT 03 RW 022, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (20/04) sore.

Pemuda 22 tahun dan anak ketiga dari lima bersaudara, pasangan Almarhum Mochamad Ali Yusman, yang juga seorang pelaut, dan Melati Ginting ini, bekerja di PT. Trans Global Internasi, yang berkantor di Jakarta. Ia sudah bekerja di sana selama empat tahun terakhir, atau sejak tahun 2012 lalu.

“Anak saya bekerja sudah empat tahun di perusahaan tersebut, sejak tahun 2012 sampai saat ini,” kata Melati Ginting.

Menurut ibunya, kabar penyanderaan terhadap Ariyanto anaknya, diketahui dari seorang temannya yang lolos dalam aksi pembajakan, yang dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf. Ia bernama Leo.

Sebelumnya, pada Jumat (15/04) lalu, keluarga sempat melakukan kontak melalui pesan singkat.  Namun setelah itu tiba-tiba hilang kontak.

“Awalnya masih bisa di-SMS dan dibaca, namun kok gak di balas-balas. Ditelepon pun malah tak nyambung-nyambung,” kata Melati Ginting yang tampak khawatir.

Pihak perusahaan sendiri, yang dikonfirmasi oleh keluarga mengatakan, peristiwa penyanderaan tersebut sudah ditangani oleh Panglima TNI. Namun hingga saat ini belum juga mendapatkan kabar, baik dari pemerintah Republik Indonesia dan pihak perusahaan, dimana Ariyanto mengabdikan sebagai kapten kapal di perusahaan tersebut.

Arianto merupakan tulang punggung keluarga. Dialah yang membiayai kedua adiknya yang masih bersekolah SMP dan SMA. Mereka bernama Mochamad Ridwan Rofi’i dan Melisa Nur Halimah.

“Iya, dia adalah tulang punggung keluarga. Dia yang membiayai sekolah kedua adiknya,” ujar dirinya sambil meneteskan air mata.

Diketahui, Mochamad Ariyanto, lulus dari Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran Tangerang pada 2011 lalu. Dirinya langsung bekerja sebagai Chip Officer, dan pada 2012 diangkat menggantikan kapten kapal sebelumnya. Ia menjadi salah satu kapten kapal termuda, diusianya yang masih 22 tahun.

Ariyanto pun diketahui merupakan anak yang berprestasi. Dari Sekolah Dasar hingga Pendidikan Pelayaran, ia mendapatkan predikat terbaik dan mendapatkan rangking.

“Dia selalu rangking kelas dan termasuk lulusan terbaik di Sekolah Pelayaran tersebut. Selain itu juga, dia dan saya adalah penerus almarhum ayah, yakni sebagai seorang pelaut,” ujar Mochamad Ridwan Purwanto, kakak kedua Ariyanto.

Diketahui sebelumnya, Ariyanto berangkat dengan membawa kapal TB Hendry dan Kapal Tongkang, yang berisi batu bara,  dari Tarakan Kalimantan Timur menuju Filipina, pada Selasa (12/04).  Namun saat di jalan, kapal yang dibawanya dibajak oleh kelompok Abu Sayyaf. Dalam peristiwa tersebut, lima orang selamat, satu terkena tembakan, dan empat lainnya, termasuk Ariyanto saat ini masih disandera oleh kelompok teroris tersebut. Keluarga berharap Mochamad Ariyanto Misnan pulang dengan selamat.

“Kami berharap pemerintah Indonesia dan panglima TNI bisa membebaskan anaknya dalam kondisi hidup,” ujar Mochamad Ridwan Purwanto. (Tio)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini