Infobekasi.co.id – Sebelum menjadi Tambun seperti sekarang, dahulu ada sebuah desa di Kecamatan Tambun yang dikenal penuh mistik. Desa itu bernama Busilen, yang penduduknya kebanyakan pedagang dan petani. Busilen merupakan gabungan dari tiga nama kampung besar: Buwek, Siluman, dan Jalen.
Sebelum tahun 1976, letak geografis Desa Busilen berada di antara Desa Satriajaya di sebelah utara, Desa Tambun di sebelah selatan, Desa Wanasari di timur, dan Setiamekar di sebelah barat.
Mitos mistis menyelimuti Kampung Siluman, dengan berbagai versi cerita yang beredar. Kemudian, Kampung Buwek (buek) mengambil nama dari burung Celepuk reban, sejenis burung hantu kecil yang suaranya sering dianggap menyeramkan di malam hari. Suara burung buek sering dihubungkan dengan mitos pertanda buruk seperti kematian atau hal gaib, terutama di kalangan masyarakat Jawa dan Sunda.
Ciri khas penduduknya pun beragam. Warga Buwek kebanyakan adalah pedagang keliling yang menjajakan bubur ayam, somay, dan hasil bumi. Nama Kampung Buwek sudah dikenal di Jabodetabek sebagai daerah asal pedagang somay dan bubur.
“Hingga sekarang sudah keturunan ketiga yang berdagang bubur,” ujar Ahmad Ansyori, warga Kampung Buwek yang keluarganya adalah pedagang bubur ayam, Selasa (28/10/25).
Masyarakat Kampung Siluman umumnya adalah petani sawah irigasi yang mendapatkan pasokan air dari Kalimalang melalui saluran sekunder di Kalibaru.
“Dulu airnya bagus dan sawahnya luas, jadi selain untuk bertani, sawah di Kampung Siluman bisa untuk bermain dan mencari ikan serta belut,” ujar Napin Supena, tokoh masyarakat berusia 84 tahun.
Sedangkan penduduk asli Kampung Jalen, selain sebagai pemborong buah-buahan asli yang tumbuh di sekitar Tambun, juga beralih profesi sebagai perajin terompet menjelang Natal dan tahun baru.
“Kalau bulan Desember mereka sudah mulai bekerja di rumah membuat terompet,” ujar Adi Buyung di Kampung Jalen.
Pada pertengahan Desember, kampung itu sepi karena semua penduduknya pergi berdagang ke Jakarta, Bandung, dan Bogor. Mereka membawa bahan baku dan merakit di tempat tujuan, lalu kembali setelah tahun baru.
Setelah tahun 1976, beberapa desa di Kecamatan Tambun dimekarkan menjadi 18 desa, termasuk Busilen yang menjadi Desa Sumberjaya (dengan Kampung Buwek di dalamnya), Desa Mangunjaya (dengan Kampung Siluman di dalamnya), Desa Tridayasakti (dengan Kampung Buwek Jaya di dalamnya), dan Desa Jejalen Jaya (dengan Kampung Jalen di dalamnya).
Kemudian, pada 14 Maret 2002, Kecamatan Tambun dimekarkan menjadi dua, yakni Tambun Utara dan Tambun Selatan. Desa-desa di Tambun Selatan adalah Desa Tridaya Sakti, Lambangjaya, Lambangsari, Mangunjaya, Mekarsari, Setiadarma, Setiamekar, Sumberjaya, dan Kelurahan Jatimulya. Sedangkan desa-desa di Tambun Utara adalah Desa Jalenjaya, Karangsatria, Satriajaya, Satriamekar, Sriamur, Srijaya, Srimahi, dan Desa Srimukti.
Reporter: H. Saban
Editor : Deros








































