Tidak Maksimalnya Vaksinasi Ulang di RS Hosana Medica

Situasi vaksinasi di Puskesmas Rawa Lumbu Bekasi 1RAWALUMBU – Vaksinasi ulang yang dilakukan pihak Rumah Sakit (RS) Hosana Medica Bekasi, di Puskesmas Rawa Lumbu, Rabu siang (27/07), ternyata tidak maksimal. Pasalnya, dari tujuh belas orang korban vaksin palsu, dari data satgas penanggulangan vaksin palsu pusat, ternyata hanya empat orang korban vaksin palsu yang datang ke puskesmas tersebut. Itu pun hanya tiga orang keluarga yang bersedia divaksin ulang, sedangkan satu orang lagi enggan mendapatkannya.

Pihak RS Hosana Medica mengaku, nomor kontak keluarga korban vaksin palsu yang ditelepon sejak Selasa malam (26/07) hingga Rabu pagi tadi (27/07), tidak bisa tersambung.

Mengetahui hal itu, satgas menjadi geram. Mereka menugasi langsung pihak RS Hosana Medica untuk berkoordinasi dengan Kecamatan dan Kelurahan setempat untuk mendatangi rumah-rumah yang terdapat didata satgas pusat untuk menjemput atau menginformasikan adanya kegiatan vaksin ulang.

“Kami tugaskan rumah sakit untuk mendatangi rumah-rumah korban vaksin palsu dari data yang diberikan satgas pusat,” kata Tanti Rohilawati, yang bertugas sebagai satgas Kota Bekasi, Rabu (27/07).

Tanti juga menambahkan, bahwa tidak maksimalnya RS Hosana Medica melakukan vaksin ulang di Puskesmas Rawa Lumbu Bekasi, kepada tujuh belas korban vaksin palsu yang terdata, hanya karena faktor teknis. Untuk itu, Tanti memberikan tugas untuk pihak rumah sakit terkait untuk membuka kembali Kamis besok, (28/07).

“Saya akan pantau pelaksanaan vaksin ulang di Puskesmas Rawa Lumbu besok,” kata Tanti, yang diketahui sebagai salah seorang Kabid di Dinkes Kota Bekasi.

Diketahui sebelumnya, vaksin ulang dihari kedua ini berlangsung sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Hari ini, Rabu (27/07), di RS Rawa Lumbu, tercatat lima puluh orang pasien dari RS Elisabeth, yang sehari sebelumnya dua puluh orang, dari jumlah total sebanyak 125 orang yang terindikasi menggunakan vaksin palsu. Sedangkan RS Hosana Medica hanya sembilan puluh delapan orang. RS ini, mulai dari 22 September 2015 hingga April 2016 lalu, terindikasi ada dua jenis vaksin palsu, yaitu jenis vaksin Pediacel, dan Engerix-B. (Tio)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini