BEKASI UTARA – Sebanyak sembilan titik sumur artesis tengah dipersiapkan Pemerintah Kota Bekasi guna memenuhi kebutuhan warga Kecamatan Bantargebang atas air bersih. Direktur Umum Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Patriot, Sugiyanto, menyebutkan sumur artesis tersebut akan dibor di kedalaman 175 meter.
“Jadi lokasi yang diperkirakan memiliki kandungan air yang banyak kemudian dibor secara geolistrik hingga kedalaman 175 meter. Jika kapasitasnya memadai, maka dilanjutkan dengan pembuatan sumurnya dimulai dari pembebasan lahan dengan membeli tanahnya dari pemilik,” ucapnya, Kamis (09/02).
Meskipun Kecamatan Bantargebang merupakan lokasi tempat berdirinya dua Tempat Pembuangan Akhir (TPA Sumur Batu milik Pemerintah Kota Bekasi dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang milik Pemprov DKI Jakarta), Sugiyanto menjamin air dari sumur artesis tersebut tidak tercemar kualitasnya.
“Dengan kedalaman 175 meter maka nantinya air yang tercemar akan dipastikan masih terjaga karena yang tercemar selama ini adalah air tanah permukaan,” ujar dia.
Dengan asumsi kapasitas tiap sumur berkisar 10 liter/detik, maka total kapasitas lima sumur yang akan dibangun ialah 50 liter/detik dan memadai untuk memasok kebutuhan sedikitnya 20.000 warga.
Sugiyanto menyebutkan, semula direncanakan pembangunan sumur artesis di delapan lokasi. Hanya saja pemilik tanah dua titik yang telah ditetapkan keberatan merelakan lahannya dibor untuk keperluan pembuatan sumur artesis.
“Karena mereka menolak, kami harus mencari lokasi baru yang memadai sumber airnya untuk dieksplor demi memenuhi kebutuhan air bersih warga hingga minimal sepuluh tahun ke depan,” kata Sugiyanto.
Pihaknya pun segera mencari lokasi pengganti berikut tiga titik lain. Menurutnya pembuatan sumur artesis merupakan satu-satunya cara yang efektif dan efisien dalam upaya memenuhi kebutuhan warga sekitar akan air bersih. Pasalnya, di sekitar lokasi tidak ada sumber air baku yang memadai untuk diolah menjadi air bersih.
“Kalaupun harus menarik pipa distribusi untuk menyalurkan air yang diproduksi di pusat kota, biayanya sangat mahal,” tuturnya.(Sel)