Infobekasi- Sejumlah Tempat Pemakaman Umum (TPU) baik milik pemerintah maupun tanah wakaf, sejak Minggu pagi (20/03/2022), mulai ramai didatangi para penziarah.
Selain para penziarah, suasana setahun sekali ini juga dipenuhi warga yang mencari rejeki dengan cara menjual kembang, membersihkan makam dan memayungi mereka yang sedang membaca doa untuk almarhum keluarganya.
Ada beberapa penziarah nampak bingung saat masuk ke TPU Mangunjaya, Tambun Selatan karena warga dari Tanjung Priok ini lupa dimana makam keluarganya, “Dulu tidak penuh seperti ini, tapi sekarang padat dan tandanya semua sama,”kata Ny Ida Farida, satu penziarah asal Kelurahan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dia mengaku almarhum bapaknya dimakamkan pada tahun 2007.
Tempat pemakaman umum yang ramai dan sempat memacetkan arus lalu-lintas adalah di Pemakaman warga Poncol Bekasi Timur, TPU Jatisari, TPU Bintara, TPU Kampung Cerewed, Durenjaya, TPU Perwira, untuk wilayah Kota Bekasi
TPU Mangunjaya, TPU Wanajaya Cibitung, TPU Papan Mas, Mekarsari, TPU Sukatani dan TPU Serang Baru, untuk wilayah Kabupaten Bekasi.
Nyekar, atau ziarah kubur menjelang ramadan, bagi warga Bekasi bukan saja tradisi , adat istiadat atau kebiasaan yang berkembang di masyarakat yang dilakukan secara turun temurun yang berhubungan dengan kehidupan, ajaran, kebiasaan dan sebagainya.
Tradisi ziarah kubur merupakan salah satu aktivitas budaya, didalamnya memiliki manfaat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Kebiasaan ini selain untuk bersilaturahmi juga memperkenalkan kepada keluarganya kalau ada orang tua yang sudah meninggal, “Terutama kepada cucu dan cicit yang ada, supaya tahu garis keturunannya dimakamkan di mana?” Kata Napin Sumpena, 75, tokoh masyarakat Tambun Selatan. (saban)