TAMBUN SELATAN – Tega benar kelakuan JA (40), guru Pramuka di SMPN 10 Tambun Selatan ini tega berbuat bejat terhadap sedikitnya 2 dari 8 siswi peserta didiknya.
Guru honorer yang diketahui memiliki empat orang istri itu, bahkan tak segan melecehkan para korbannya di dalam lingkungan sekolah alias di dalam jam pelajaran.
Peristiwa ini bermula dari pengakuan seorang korban, berinisial NH (14), warga Kampung Rawakedaung, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Siswi kelas 2 SMP ini bercerita, jika ia telah berulang kali dilecehkan oleh JA, selaku pembina Pramuka di sekolahnya tersebut.
Caranya pun beragam. Mulai dari diraba-raba tubuh, sampai dicium bibirnya.
”Kejadiannya sudah sering kali terjadi. Seperti, pura-pura diajarin main gitar, lalu tangannya payudara, sembari dicium-cium bibir dan telinganya. Kejadiannya kadang di dalam kelas, atau pas lomba pramuka,” kata PS, ayah korban kepada infobekasi.co.id Kamis (31/03).
Ironisnya, kata PS, tak hanya putri pertamanya saja yang menjadi korban kebejatan pelaku. Kata dia, JA yang diketahui guru honorer di sejumlah wilayah Kabupaten Bekasi, juga melakukan hal itu kepada sedikitnya 8 siswi.
Namun sayang, tak semua korban yang berani melaporkan hal tersebut ke pihak kepolisian. Sebab, tambah PS, sang oknum guru tersebut, tak segan mengancam para korbannya jika bercerita aksi bejat pelaku.
PS menambahkan, bahwa sejatinya kasus tersebut terungkap lantaran putrinya beberapa hari ini kerap berubah. Korban diceritakan selalu murung dan menangis jika hendak diantar orang tuanya ke sekolah. Korban bahkan mengaku tak ingin bersekolah lagi.
Melihat itu, PS pun langsung mendesak korban untuk bercerita. Hingga akhirnya anaknya itu mau bercerita mengenai kejadian yang dialami olehnya.
Atas hal tersebut, korban lalu melaporkan kejadian tersebut ke pihak Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Kabupaten Bekasi, dengan nomor LP 349/178_spkt/K/III/2016 Resta Bekasi.
”Kabarnya pelaku punya empat istri. Ia juga masih honorer, karena masih mengajar pramuka di tiga sekolah berbeda di Tambun. Ada kemungkinan, di sekolah lain, dia juga berbuat seperti itu,” pungkasnya. (Tio)