Kantong Plastik Berbayar Belum Efektif di Kota Bekasi

Plastik berbayarBEKASI SELATAN – Penerapan kantong plastik berbayar dari Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (Kemen LH RI) sebesar Rp 200, yang bertujuan untuk mengurangi sampah plastik, nampaknya belum berjalan secara efektif di Kota Bekasi.

Salah satu penjaga kasir pada sebuah ritel yang berada dibilangan Bekasi Utara, Rudi, mengatakan bahwa masih banyak pembeli yang memilih membayar Rp 200 untuk kantong plastik saat berbelanja ditempatnya, daripada yang membawa tas belanjaan sendiri dari rumah (tas ramah lingkungan).

”Jarang banget pembeli yang membawa kantong belanjanya sendiri. Kebanyakan pembeli lebih memilih membayar kantong plastik. Satu harinya paling hanya dua orang yang membawa kantong belanjaannya sendiri, yang lain milih bayar 200 rupiah untuk plastik. Mereka sebenarnya tahu tentang peraturan plastik berbayar, tetapi mungkin karena bayarnya murah, jadi kebanyakan lebih baik membayar. Atau kebanyakan dari pembeli beralasan ribet jika bawa kantong atau tas belanja sendiri,” kata dia, Sabtu (11/06).

Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi, Supandi Budiman, mengatakan, pihaknya belum mengetahui berapa jumlah ritel yang menerapkan kantong plastik berbayar di Kota Bekasi.

”Sebelumnya kami sudah mengumpulkan para pengusaha ritel seminggu yang lalu untuk berkoordinasi. Namun dari hasil musyawarah, memang belum maksimal terkait penerapan plastiK berbayar di setiap ritel. Di Kota Bekasi sendiri ada 650 ritel,” katanya.

Namun demikian, Supandi menjelaskan, untuk masalah pendataan penerapan kantong plastik berbayar dari pengusaha ritel, pihaknya masih menunggu data dari para pengusaha.

”Saat ini pengusaha ritel sedang melakukan pendataan terkait berapa banyak yang sudah menerapkan kantong plastik berbayar tersebut,” ujarnya.

Supandi berharap, agar masyarakat dapat membawa kantong belanjanya sendiri dan tentunya kantong belanja tersebut bisa dipakai berulang kali

“Harus bawa kantong belanja sendiri untuk mengurangi plastik. Plastik itu dapat berdampak buruk pada lingkungan karena tidak mudah diurai dengan tanah,” kata Supandi.

Sementara itu, Kepala Bidang Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi (Disperindagkop), Herbert Panjaitan, mengatakan, permasalahan pengurangan pada penggunaan kantong plastik belum berjalan maksimal. Hal ini disebabkan karena kesadaran masyarakatnya yang belum ada. Menurutnya, harus harga plastiknya lebih dimahalkan lagi, sehingga ada rasa keberatan ketika membayar.

”Dalam hal ini kementerian menyerahkan kota atau kabupaten dalam kebijakan menetapkan harga berbayar. Karena di kota lain ada yang seribu sampai lima ribu rupiah. Kalau harganya tinggi, pasti masyarakat akan bawa kantong belanja sendiri. Di Bekasi harga plastiknya terlalu murah, jadi kebanyakan para pembeli memilih bayar  kantong plastiknya,” ujarnya. (Ez)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini