Menjalani kehidupan memang bukan sesuatu yang mudah. Terlebih bagi kepala keluarga, yang wajib untuk menafkahi keluarganya. Hal ini tentu dirasakan oleh semua orang. Salah satunya yakni Bripka Seladi. Polisi di Malang, yang juga berprofesi sebagai pemulung.
Pekerjaan Seladi yang selama ini dijalankannya ternyata membuat anaknya mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari teman-teman di sekolahnya. Hal ini diakui oleh Neni Winarti, anak ketiga Seladi, dalam acara talk show di salah satu televisi swasta.
“Pernah di-bully. Dulu ada yang mengolok-olok. Katanya bapak tuh yang minta-minta di jalan. Mungkin mereka itu enggak tahu bapak seperti apa,” kata Neni tak bisa menahan tangis.
Meski begitu, ia mengaku tetap merasa bangga memiliki seorang bapak seperti Seladi. Ia hanya bisa berdoa supaya bapaknya itu diangkat derajadnya.
“Saya cuma bisa diam, dan berdoa. Biar bapak diangkat derajatnya, dan bapak sudah membuktikan sekarang,” ujar Neni.
Seladi kemudian menangis mendengar anaknya berbicara seperti itu. Karena selama ini ia mengaku tidak pernah tahu bahwa Neni diperlakukan seperti itu oleh teman-temannya.
“Belum pernah cerita, belum pernah tahu, enggak pernah mengatakan apapun. Barusan ini tadi (baru tahu anaknya di-bully). Jadi saya terharu dengan anak saya,” tuturnya.
Seladi merupakan polisi lalu lintas. Ia bertugas untuk mengatur lalu lintas di sejumlah titik di Kota Malang. Selain itu, ia juga merupakan petugas unit Surat Izin Mengemudi (SIM) Satlantas Polres Kota Malang, yang menguji warga jika ingin mengurus SIM.
Pekerjaan memulung ia lakukan sejak 2004 lalu. Sebelumnya, istrinya yang bernama Ngatiani, tidak setuju jika Seladi memulung. Alasannya karena rumah mereka akan menjadi kotor. Namun pada akhirnya Ngatini pun merestui suaminya untuk melakukan pekerjaan halal tersebut.
Setiap hari ia, bersama anaknya yang bernama Rizal Dimas, dan dua orang temannya pergi mengumpulkan kardus bekas makanan dan botol minuman untuk dijual kembali. (Adm)
Sumber : makassar.tribunnews.com