Bernostalgia Bersama Kue Rangi

BEKASI TIMUR – Siapa yang tidak kenal dengan kue rangi. Makanan tradisional asli Betawi ini pernah menjadi idola semua kalangan pada masa jayanya dulu di Kota Bekasi. Saat ini makanan tradisional tersebut boleh dibilang cukup sulit dijumpai di Kota Bekasi.

Abang Rangi, begitulah orang-orang memanggilnya. Sudah lebih dari 20 tahun, ia berjualan kue rangi tersebut mengelilingi wilayah Kecamatan Bekasi Timur.

Saat ditemui di Jalan Salak 3, Blok A, Perumahan Durenjaya, Bekasi Timur, Rangi mengisahkan bahwa saat ini para penjajah kue rangi boleh dibilang cukup langka di Kota Bekasi.

“Di tempat saya mencari rezeki saja kalau dihitung ada sekitar 6 orang penjual kue rangi yang kini masih setia berjualan panganan ringan tersebut,” ungkapnya kepada infobekasi.co.id, Rabu (5/4).

Ia pun menjelaskan, kue rangi yang memiliki bahan dasar berupa kelapa parut yang dicampur dengan sedikit air garam sebagai pemberi rasa gurih ketika dipanggang menggunakan loyang kecil berbahan bakar kayu bekas bangunan, dirinya mampu menjual 2-3 kilogram kue rangi setiap harinya.

Sedangkan waktu berjualannya, ia selalu menjajakan jualannya mulai pukul 10.00 pagi hingga pukul 19.00 malam disekitar wilayah Bekasi Timur dan untuk kue rangi yang dijajakannya, ia menjualnya seharga Rp4.000 untuk setiap loyangnya.

“Bahan dasar pembuat kue ranginya cukup mudah hanya kelapa parut dan sedikit dicampur air garam biar gurih, lalu ditambahkan gula yang berbahan dasar campuran sagu, gula jawa dan gula pasir,” tambahnya sambil melayani pelanggan setianya.

Meskipun saat ini keberadaan panganan tradisional tersebut terancam oleh kehadiran berbagai macam jenis panganan modern, dirinya tetap setia berjualan kue rangi di Kota Bekasi.

“Saya akan tetap berjualan kue rangi ini meskipun banyak makanan modern yang dijajakan saat ini, bahkan ilmu membuat kue rangi ini sudah saya turunkan ke anak saya dan beberapa orang,” pungkasnya. (Apl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini