infobekasi.co.id – Ikan betok atau betik biasanya habis hujan suka banyak yang keluar dari sarang. Sambil menunggu bedug adzan magrib sebagian orang Bekasi bawa pancingan ke kobak atau ke kalenan yang masih banyak ikannya.
Ikan betok yang sering disebut ikan purba lantaran bentuknya yang unik dan tidak ada habisnya, saban musim hujan pasti muncul. Apalagi di daerah yang masih banyak sawah dan rawa-rawa. Modal pancingan kayu bambu, benang layangan dan cacing tanah, sama kaleng buat naruh ikan.
Mancing ikan betok cocok bagi pemancing pemula. Tidak perlu ‘ritual khusus’ apalagi modal mahal. Asal sabar nunggu tenggakan, pancing bisa langsung dijentak dan dapat ikan betok babon, seukuran telapak jari tangan.
Yang masih banyak ikan betok saat hujan seperti ini ada di Kampung Tanah Tinggi, Pocol, Kampung Sawah, Pulo Kendal, Wates, Cabang Bungin, Pondok Soga dan wilayah yang masih ada rawa-rawa dan persawahan.
“Kalau lagi banyak begini dapatnya jadi lupa pulang. Bikin ketagihan, resep jentakannya ikan betok kalau lagi makan umpan,” kata Latif di persawahan Kampung Tanah Tinggi, Desa Setia Asih, Kabupaten Bekasi, Sabtu (01/07/23).
Ikan nama ilmiahnya Anabas testudineus ini memang kerap mendiami rawa-rawa, persawahan, bahkan kalenan kali kecil masih banyak airnya. Ikan Betok termasuk hewan kuat dan mampu beradaptasi disegala tempat.
Pemancing biasanya mengincar ukuran besar alias babon (biang ikan betok). Selain dapatnya gede, adernalin saat menjentak narik kedetan kail pancing sangat terasa.
Dan berhasil ditangkap ikan betok tersebut, pemancing bahagianya bukan main. Bikin ketagihan lempar umpan, hingga penuh kaleng berisisi puluhan ikan betok atau betik.
Hari menjelang magrib biasanya, pemancing ikan betok satu persatu bubar. Pancingan dari bambu, kali dan umpan biasanya mereka tinggal buat besok mancing ikan betok yang tersisa atau masih bersembunyi disarang.
(Deros. D. Rosyadi)