Operasi Usus Buntu dengan Teknologi SILS

Usus buntu atau yang disebut Appendix, merupakan suatu bagian pada usus besar yang berbentuk tubular buntu dengan panjang rata-rata 8-9 cm dan terletak di daerah kanan bawah dari rongga perut. Dengan berbagai sebab, organ ini dapat mengalami peradangan (appendicitis) dan paling sering terjadi pada kelompok usia 10-20 tahun.

Gejala yang sering dirasakan pada penderita radang usus buntu adalah nyeri pada perut. Nyeri awalnya dirasakan disekitar pusar, kemudian berpindah ke daerah kanan bawah dari perut. Gejala lain yang dirasakan oleh pasien antara lain, demam, perut kembung, mual dan muntah, konstipasi atau diare.

Usus buntu pada umumnya ditangani dengan cara melakukan operasi pengangkatan usus buntu. Dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini, pembedahan usus buntu dapat dilakukan dengan metode minimal invasive (Laparoskopik), dengan keunggulan nyeri setelah operasi yang lebih rendah dan masa perawatan lebih cepat.

Salah satu terobosan metode minimal invasive operasi usus buntu yaitu melalui pembedahan satu luka saja atau disebut Single Incision Laparoscopic Surgery (SILS). Teknik ini memungkinkan operasi laparoskopik dilakukan hanya dengan satu sayatan saja, dimana pada laparoskopik biasa memerlukan tiga sayatan.

Dengan menggunakan metode SILS, bekas sayatan operasi dapat disamarkan (scarless surgery) dan nyeri menjadi sangat minimal. Prosedur yang dapat ditangani dengan laparoskopi satu titik ini diantaranya adalah operasi batu empedu, hernia, dan usus buntu. Cara bedah dengan satu sayatan ini sebetulnya sudah lama diterapkan di beberapa negara lain seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Khusus di Indonesia, RS EMC menjadi salah satu penganutnya.

Penulis:

dr. Felmond Limanu, Sp.B.SubBDig
Bedah – Subspesialis Bedah Digestif

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini